Pemberontakan, kebebasan dan kesetaraan melalui jazz
Di balik keindahan melodi, lirik dan harmoni, ada kekuatan sejarah dalam jazz. Kenangan pahit tentang perbudakan dan perjuangan orang kulit hitam untuk persamaan hak berbaur dengan musik jazz.
Terompet, trombon, klarinet, dan saksofon berpadu dengan gitar, bas, dan piano untuk menciptakan melodi yang indah. Irama musik tidak harus sama asalkan harmoninya harmonis. Improvisasi musisi berteknologi tinggi membangkitkan kekaguman semua orang yang mengapresiasinya. Itu ciri khas jazz yang tidak pernah kehilangan penonton.
Setelah menghabiskan dua abad mendominasi dunia musik, genre ini berkembang dan terus mencari penonton. Karya-karya Duke Ellington, Louis Armstrong, Charles Mingus, Miles Davis, Nat King Cole, hingga Frank Sinatra masih diapresiasi hingga saat ini.
![]() |
| Frank Sinatra |
Ternyata, karya-karya musisi tersebut masih tercatat di tangga lagu Billboard dan mendapat penghargaan Recording Industry Association of America (RIAA) hingga saat ini.
Jazz memiliki ciri khas yang membedakannya dengan genre musik lainnya. Berdasarkan akar aslinya, jazz memiliki struktur musik yang terdiri dari tiga chord dan 12 bar. Ciri ini menyerupai genre blues yang berkembang dari tradisi band-band Afrika-Amerika. Kini, jazz telah berkembang dengan pilihan chord dan struktur yang lebih kompleks. Improvisasi dalam skala blues, penggunaan inversi, dan pola tarian menambah getaran jazz. Di zaman sekarang ini, musik jazz sering diasosiasikan dengan genre pop dan rock agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Sumber : https://interaktif.kompas.id/



Komentar
Posting Komentar