Donny Suhendra, Melewati Zaman dengan Jazz
Skena jazz Indonesia kehilangan salah satu figur terbaiknya. Donny Suhendra, musisi jazz dan gitaris grup Krakatau, meninggal dunia, Minggu (19/6). Kerugian itu meliputi musisi Indonesia yang kenal, berteman, dan pernah bekerja sama dengan karakter ini.
Kabar meninggalnya Donny Suhendra diumumkan Krakatau Group melalui akun Instagram resminya. Dodon, sapaan orang terdekat Donny, menyisakan kekosongan bagi grup jazz yang dianggap sebagai legenda musik Indonesia itu. “Saya tidak tahu akan seperti apa tanpa Donny. Saya tidak tahu musik seperti apa yang akan diputar di masa depan. Musik kekeluargaan, suara persaudaraan adalah lagu yang kami bangun dan mainkan secara emosional bersama.”, penyanyi Trie tulis Utami di Instagram. @krakatau.official, dikutip Senin (20/6).
Krakatau menjadi salah satu tempat tinggal utama Donny selama hampir 40 tahun sejak ia ikut mendirikan band ini pada 1985. Bersama Indra Lesmana, Pra Budi Darma, Dwiki Dharmawan, Budhy Haryono. Dalam perjalanannya, grup ini semakin diperkuat dengan hadirnya nama-nama gemilang seperti Indra Lesmana, Gilang Ramadhan dan Trie Utami yang menjadi penyanyi.
Puluhan tahun bersama Krakatau, Donny adalah gitaris yang jauh dari perhatian. Di belakang penyanyi, ia bermain dengan tenang, membawakan ritme dan melodi musik Krakatau yang catchy.
Meski tak setenar Indra Lesmana yang menganggap dirinya sebagai wakil jazz Indonesia, Donny juga dianggap hot di dunia jazz Indonesia.
Donny menemani Krakatau dari hari pertama hingga nafas terakhirnya. Selama berabad-abad, melalui berbagai transisi dalam musik Krakatau dari campuran jazz, rock, dan pop, hingga akhirnya menjadi dunia musik jazz yang bebas dan eksperimental. Kesetiaan Donny kepada band Krakatau merupakan wujud dari kesetiaannya terhadap jazz itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam karir bermusiknya, Donny tidak hanya memiliki Krakatau. Bahkan sebelum Krakatau berdiri, di era 70-an hingga awal 80-an, Donny sudah menggeluti jazz bersama WE Band dan Fusion D'Marzio.
Usai pelatihan Krakatau, potensi Donny melejit. Pada tahun 1985, ia memenangkan penghargaan Best Guitarist Indonesia di Yamaha Light Music Competition. Selain aktif di Krakatau, Donny juga mendirikan band ADEGAN pada tahun 1991. Ia pernah tampil bersama Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, Hari Moekti dan Mates. Grup ini menikmati beberapa kesuksesan pada masanya, merilis beberapa album.
Di saat yang sama, Donny juga menjadi gitaris Java Jazz Band, salah satu band jazz terbesar di Indonesia saat itu, termasuk Indra Lesmana. Grup ini merilis album Sabda Prana yang membawa mereka ke sejumlah pertunjukan musik di beberapa kota di AS.
Tak cukup dengan itu, Donny kemudian membentuk Band NERA. Kali ini bersama Gilang Ramadhan, Ivan Nestroman, Krisna Prameswara dan Adi Dharmawan. Grup ini berdiri pada tahun 1999, berkembang dengan karakteristik musik yang berasal dari selera musik etnik. Donny sepertinya tidak pernah kehilangan energi bermain jazz. Meskipun ia berpartisipasi dalam banyak proyek grup, ia tidak berhenti fokus karena hal itu. Selain mendukung band-band yang didirikannya, Donny juga membantu proyek musik musisi jazz lainnya.
Belakangan, Donny juga tergabung dalam grup Syaharani & the Queenfireworks, grup penyanyi jazz Syaharani Ibrahim. Donny diketahui terus aktif di band ini, bahkan sebelum hengkang, Donny sempat tampil bersama Syaharani & the Queenfireworks di sejumlah gigs. Selain tangga lagunya bersama grup, Donny Suhendra meninggalkan karya istimewanya, album solo bertajuk "Here There Is Life". Album ini dibuat saat ia sibuk bermain untuk NERA, khususnya pada tahun 1999.
Donny juga meninggalkan jejak ide bermusik bagi generasi baru, khususnya yang mengikuti jalur jazz. Hal itu ia lakukan melalui sekolah musik Gladiresik Music Lab yang ia dirikan bersama Todung Pandjaitan.
Sumber : https://validnews.id/kultura/



Komentar
Posting Komentar